67. Keputusan Bodoh?

1631 Kata

Monica tetap membisu, wajahnya pucat bagai patung marmer di bawah lampu fluorescent basement. Tangannya menggenggam kunci mobil hingga buku-buku jemarinya memutih, namun bibirnya terkunci rapat seolah ada perekat di sana. "Kenapa kamu diam saja, Mon?" Suara Kirana pecah dan terdengar getir. "Aku mengira kita sahabat—aku tidak pernah menyangka kalau kamu tega melakukan hal jahat ini padaku." Nafasnya tersengal-sengal, d**a naik turun tak beraturan. Yudistira yang mengamati dari belakang segera melangkah mendekat. Tangannya yang hangat meraih lengan Kirana yang gemetar. "Ayo pergi," bisiknya lembut namun penuh ketegasan, "Dia tidak layak mendapat penjelasanmu." Kirana tidak melawan saat Yudistira membimbingnya menjauh. Air matanya akhirnya tumpah, membasahi pipi yang memerah akibat emosi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN