Dena segera keluar dari ruangan itu tanpa menunggu disuruh. Jelas saja dia tidak mau terlibat dalam peperangan antara bos dan tunangannya, terlebih dia sudah sangat tahu banyak mengenai hubungan Yudistira dan Kirana. Lebih baik dia menyingkir. Begitu Dena melesat keluar ruangan, udara di dalam kantor masih tampak tegang. Yudistira berjalan dengan langkah berat ke kursi kerjanya, tubuhnya jatuh ke atas leather chair dengan ekspresi yang sengaja dikosongkan. Dia mengambil gelas air mineral di meja, meneguknya perlahan, seolah Vanessa yang sedang berdiri di depan pintu hanyalah bayangan. Vanessa tidak terburu-buru. Dengan gerakan perlahan, dia mendorong pintu hingga terkunci dengan klik yang terdengar nyaring di ruangan hening. High heels-nya berderak di lantai marmer saat mendekat, setiap