Untuk hari ini, Kirana terasa enggan sekali berangkat ke kantor. Biasanya dia begitu bersemangat berada di divisi baru dengan suasana kerja yang nyaman. Tapi kini, kebebasan itu direnggut oleh pria yang justru paling dia hindari. Kirana tau betul Yudistira punya kuasa penuh, terutama terhadap dirinya. Bunyi denting lift membuyarkan pikirannya. Pintu terbuka di lantai delapan, padahal seharusnya dia turun di lantai lima. “Mau turun atau naik?” tanya seseorang yang hendak masuk. “Keluar,” jawab Kirana singkat sebelum melangkah keluar dan berjalan menuju kubikel lamanya. Meja kerjanya yang dulu kini tampak kosong. Sudah lebih dua minggu dia tidak di sini. “Kirana, balik lagi ke sini?” suara seorang yang dia kenal terdengar dari belakang. “Iya, tapi bukan di sini,” jawabnya pelan. “Di m