Hari berikutnya, Kirana kembali bekerja seperti biasa. Kini, dia memilih menuruti setiap perintah Yudistira tanpa bantahan, tanpa keluhan. Dia terlalu lelah untuk terus memikirkan sikap dingin pria itu, juga tatapan sinis Maya dan Nadya yang semakin hari semakin terasa menusuk. Menurut mereka, Kirana terlalu istimewa untuk sekadar pegawai baru. “Pasti ada main sama bos,” begitu bisik-bisik licik yang beredar, seolah hanya itu satu-satunya alasan seseorang bisa dihargai di kantor ini. Kirana hanya menanggapinya sambil lalu. Seperti hari-hari sebelumnya, email perintah kembali masuk, dan Kirana menyambutnya dengan penuh kesungguhan. Dia berusaha menyelesaikan semuanya sebelum jam pulang. Jika tidak memungkinkan, dia rela membawa pulang pekerjaan ke kos dan menyelesaikannya lembur. Setel