“Pesan itu ...,” gumamnya, wajahnya memerah. “Kamu ... kamu membacanya?” “Sempat, sebelum dihapus,” jawab Yudistira, lengannya melingkar lebih erat pada perut Kirana. “Jadi? Itu hanya luapan emosi sesaat, atau memang niat sungguhan?” Kirana diam, tubuhnya mulai gemetar. Di satu sisi, rasa malu dan panik menguasainya. Di sisi lain, ada kelegaan bahwa Yudistira tahu isi hatinya yang paling dalam. “Jawab aku, Kirana,” pinta Yudistira, suaranya lembut namun penuh intensitas. Ekspresi wajah Kirana mulai berubah pias. “Sepertinya aku frustrasi,” bisiknya lirih, suaranya terdengar penuh keraguan dan ketakutan. “Semuanya terasa begitu rumit ....” Yudistira memeluknya lebih erat, seolah ingin melindungi Kirana dari segala kerumitan itu. Untuk sesaat, mereka hanya berdiam dalam pelukan, di teng