Kirana melemparkan tubuhnya ke kasur, tas kerja masih tergantung di bahu sebelum akhirnya terlepas dan jatuh ke lantai dengan suara gedebuk. Seluruh energi seakan tersedot habis, meninggalkan tubuh yang lelah dan pikiran yang berputar liar. Dia bahkan tak punya tenaga untuk berganti baju. Matanya terpejam, mencoba menyerap kenyamanan dari kasur yang empuk. Namun, kedamaian itu tak bertahan lama. Di balik kelopak matanya yang tertutup, bayangan wajah Yudistira muncul jelas, diikuti gema suaranya yang tadi menggetarkan seluruh keberadaannya. “Aku tanya, kamu mau nikah sama aku, kan?” Kalimat itu bergema dalam kepalanya, diikuti oleh sensasi hangat dan berdebar yang sempat menghampirinya di dalam mobil. Seharusnya, ini adalah momen yang didambakan setiap wanita. Seharusnya, dia melayang da