Pukul 15.45 tepat, Yudistira sudah melesat keluar dari ruangannya. Lift khusus membawanya dengan cepat turun ke lantai enam, jantungnya berdebar-debar bukan main. Begitu pintu lift terbuka, matanya langsung menyapu area kerja divisi pemasaran, mencari satu sosok—Kirana. Dan benar, di sana dia masih duduk, terlihat tenggelam dalam tumpukan dokumen di mejanya. Yudistira menahan langkahnya. Dia akan menemui Dirga lebih dulu. Saat sampai di lorong yang menuju ruangan adiknya, dia melihat Yura, sekretaris Dirga, yang sedang mematikan komputernya dan bersiap pulang. Tatapan Yudistira melewati wanita itu begitu saja, dingin dan tanpa pengakuan, sebelum dia mendorong pintu ruangan Dirga tanpa mengetuk. “Kirana lembur?” tanya Yudistira langsung begitu pintu tertutup di belakangnya, suaranya datar