Fadell menolehkan wajahnya, begitu pula Della. Keduanya merasa aneh mengapa pria di hadapan mereka bisa mengenali Fadell sebagai Bhanu. “Anda siapa?” tanya Fadell. Wajahnya kembali pias. Pria itu melirik ke tangan kiri Fadell, memperhatikan tabung penghubung vena dan infus yang tertancap di punggung tangan Fadell. “Lo ga ingat gue?” tanyanya kemudian. Fadell menggeleng cepat. “I see. Emang udah lama banget sih kita ga ketemu. Gue Ian, anaknya Papi Oemar. Mungkin lo masih ingat Papi?” Fadell tertegun, menatap lekat pria itu, memastikan kepingan-kepingan ingatan di masa lalunya. “Ga ingat ya?” tanya Ian lagi. “I’m sorry. Lo Bang Ian?” “Iya, gue Ian. Adiknya Kak Ria. Anaknya Papi Oemar dan Mami Niken.” Kedua sudut bibir Fadell kontan terangkat, tersenyum hangat. Ia lalu m