Sore hari pasca operasi, usai Fadell membantu Della membersihkan diri, akhirnya bayi mereka diantarkan perawat untuk bergabung di kamar yang sama. Sang putra nampak membuka matanya dan membentuk aksara O dengan bibir mungilnya. Tak ada tangis, mungkin belum. Fadell tak mengangkat Eijaz dari kotaknya, memilih mengamatinya bersama sang istri yang tengah ia peluk. Della sendiri duduk sambil bersandar di kepala bed yang ditinggikan. “He’s perfect!” ujar Della, kagum. “Of course, Mamanya pun perfect,” balas Fadell. “Ayahnya juga.” “Mirip aku ga, Baby? Masa semua sepakat mirip kamu.” “Ngga ah, tadi kata Mama perniknya ngambil punya kamu semua, tapi bentuk wajah dan warna kulitnya ngikutin aku. Golongan darahnya kayak kamu. Berarti adil.” “Syukur alhamdulillah, ga gosong kayak Ayahnya.” “
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari