12

1146 Kata
Kafka baru saja meletakkan hpnya setelah hampir 2 jam ia mendengarkan Safira bercerita. Ingin rasanya ia pulang dan menarik Safira dalam pelukannya. Ia pasti akan memberikan pelukan yang akan membuat isterinya nyaman dan membuat isterinya tak bersedih lagi. Tapi apa mau dikata ia masih harus tetap  disini sampai semua project filmnya kelar dan ia bisa kembali ke Indonesia. Karena Kafka sudah berkomitmen kalau ia akan memberikan yang terbaik untuk setiap pekerjaan yang ia kerjakan. Jadi mau tidak mau Kafka harus menyelesaikan project filmnya ini. Tapi sepertinya nama keluarga Stone tidak asing ditelinga Kafka. Karena ia beberapa kali mendengar tentang keluarga Stone dari papanya. Dan sepertinya sang papa kurang suka berhubungan dengan keluarga Stone. Dan Kafka merasa akan ada masalah besar yang akan terjadi dalam kehidupannya dan Safira. Dan untuk itu ia akan mencari tahu tentang ini semua. Setidaknya ia harus bersiap dengan segala kemungkinan terburuk Perasaan Safira jauh lebih baik sekarang setelah semalam ia menceritakan semuanya pada Kafka. Karena Safira tahu kalau dia tak pernah bisa menyimpan rahasia pada suaminya ini. Kafka selalu bisa tahu isi hatinya. Seakan-akan ia bisa membaca pikiran Safira. Dan itu terkadang membuat Safira sedikit takut karena suaminya ini seperti cenayang. Safira tentu saja bisa menerima alasan yang daddynya ceritakan padanya. Dan ia merasa sangat bahagia karena  pertemuannya dengan Daddynya yang sudah lama sekali tidak pernah ia jumpai. Dan sang Daddy juga memberi alasan kenapa beliau meninggalkan dirinya dan Bundanya. Safira pun bisa menerima itu semua karena tak ada yang disalahkan antara sang Daddy atau sang bunda. Karena ini memang sudah garis tangan Tuhan bahwa ia tidak bisa bertemu dengan sang Daddy dan sang kakak hingga detik ini. Tapi setidaknya sekarang ia sudah tidak sebatang kara lagi. Dan seperti saat ini Safira sedang sibuk memasak bekal yang akan ia bawa ke rumah sakit. Ia selalu mimpi kapan ia bisa memasakkan masakan untuk ayahnya. Dan sekarang impian itu akan terwujud. Jadi sedari subuh Safira sudah sibuk di dapur untuk memasak bekal yang akan ia bawa ke rumah sakit. Setelah bersibuk-sibuk ria di dapur akhirnya hasil masakannya selesai. Ia memutuskan. Membuat nasi goreng dan beberapa sandwich. Hanya 2 makanan itu yang terlintas diotaknya. Jadi dengan segala keahlian memasak yang ala kadarnya karena Safira tahu jika Kafka lah yang lebih jago soal masak, ia akhirnya menyelesaikan bekal yang akan ia bawa ke rumah sakit. Hari ini Safira akan datang lagi ke rumah sakit dengan membawa bekal nasi goreng dan sandwichnya. Setelah membawa semua perlengkapan yang akan dibawa, Safira segera meluncur ke rumah sakit. "Pagi." sapa Safira ketika sampai di kamar Daddynya "Pagi Kak Fira."kata Bianca dengan suara cerianya "Pagi sayang." Jawab sang Daddy dengan senyum yang terlihat di wajah senjanya Safira membalas senyum sang Daddy. Ia memeluk sang Daddy setelah membawa bekal yang ia bawa ke meja. "Wah Kak Fira bawa apa? Dari baunya sih ini pasti makanan kan?" Tanya Bianca "Iya aku bawa makanan. Tadi pagi aku sempat buat nasi goreng sama  sandwich. Kebetulan tadi sebelum kesini kepikran buat bekal siapa tahu Daddy sama Bianca mau nyoba masakan aku. Maaf kalau kalau rasanya kurang enak." Kata Safira merasa ga enakak "Kakak kok bilang gitu sih. Dari yang aku lihat kayaknya enak deh bekal buatan kakak. Sini biar Bia cobain." kata Bianca senang Bianca mengambil bekal yang dibawa Safira dan langsung memakan sandwich buatan Safira. "Kak Fira sumpah ini enak banget.  Lain kali boleh Kak Fira bawain lagi. Daddy harus cobain ini." Kata Bianca menawarkan pada daddynya "Sini biar Daddy coba." Kata Mr. Leonard Safira tampak takut melihat bagaimana reaksi sang Daddy mencoba masakannya. Ia takut jika masakannya ga enak. "Sayang masakan kamu persis seperti bunda kamu. Ini enak banget." Kata Mr. Leonard bangga Safira tampak bahagia mendengar perkataan sang Daddy. Ia tak sia-sia bangun pagi untuk masak seperti ini. "Makasi dad.  Lain kali Fira bawain bekal yang lain lagi biar Daddy bisa nyobain makanan Fira lagi."kata Safira bahagia Suasana jadi hangat. Bianca dan sang Daddy tampak menikmati masakan Safira. Safira pun juga ikut memakan masakannya karena ia juga belum sarapan ketika datang kesini. "Gimana kabarnya Dad?" Tanya Safira "Daddy udah jauh lebih baik sekarang karena sekarang Dad sudah bisa bertemu dengan putri Dad. Jika nanti Daddy sudah pergi, Daddy akan pergi dengan bahagia."  kata Mr. Jason sambil tersenyum "Gimana Daddy ngomong gitu. Fira yakin Daddy akan sembuh. Jadi jangan ngomong kayak gitu lagi." Kata Safira tidak suka dengan apa yang sang Daddy ucapkan "Iya sayang. Daddy akan berjuang untuk sembuh." Kata Mr. Leonard Safira hanya tersenyum saja melihat Daddynya. "Oya Dad tahu ga kalau Kak Fira sudah menikah loh? Dad tahu ga siapa suaminya." kata Bianca penuh semangat "Bia mana Daddy tahu. Daddy baru aja ketemu dengan kakak kamu." Kata Mr. Leonard "Namanya Kafka Rainhard Dad actor favorite aku Dad. Dan ternyata dia suami kak Safira."kata Bianca dengan mata yang berbinar Safira hanya tersipu mendengar adiknya ini menceritakan tentang Kafka. Ketika ia tak sengaja Safira melihat wajah Daddynya ia melihat perubahan air muka Daddynya ketika mendengar nama Kafka Rainhard disebutkan oleh Bianca. Tapi Safira segera menepisnya dan membuang semua pikiran jeleknya. Ketika sedang bercengkrama dengan Daddy dan Bianca tiba-tiba ada yang masuk ke kamar. Tampak perempuan cantik dengan senyum yang menawan datang. "Kak Dyandra." kata Bianca sambil memeluknya Perempuan yang bernama Dyandra itu membalas pelukan Bianca dengan erat "Kapan Kakak pulang dari Jepang?" Tanya Bianca penasaran " Kakak langsung pulang ketika tahu Daddy masuk rumah sakit." Kata Dyandra khawatir "Loh Kak Alex kemana Kak?" Tanya Bianca " Ooo Alex ke kantor bentar tapi dia bakal nyusul kesini kok." kata Dyandra menambahkan "Hai Dad gimana keadaannya? Dya kan udah bilang kalau Daddy harus banyak istirahat." kata Dyandra bawel " Iya Dy Daddy tahu. Kamu tuh mirip kayak Bianca selalu aja cemas soal keadaan daddy. Padahal kamu lihat sendiri daddy ga papa kan? "kata Mr. Leonard mencoba membuang rasa cemas keluarganya Dyandra tahu sekarang darimana sifat keras kepala yang Alex miliki dan itu ia dapat dari sang daddy. Setelah Dyandra melihat keadaan Mr Leonard pandangannya jatuh ke perempuan yang duduk di sofa. Wajahnya begitu mirip dengan Clarissa adik Alex yang sudah lama meninggal. "Clarissa." Panggil Dyandra "Kak Dya ini bukan Kak Clarissa. Kakak tahu kan kalau kak Clarissa punya saudara kembar? Ini saudara kembar Kak Clarissa. Namanya Kak Safira. Sini aku kenalin sama Kak Fira.” Kata Bianca lalu menarik tangan Dyandra dan berjalan mendekati Safira. "Kak Dyandra kenalin ini Kak Safira Kakak aku dan kak Clarissa serta adik Kak Alex. Dan Kak Fira ini Kak Dyandra tunangan Kak Alex."  kata Bianca memperkenalkan satu sama lain Dyandra dan Safira pun saling berkenalan satu sama lain. Awalnya mereka sangat canggung satu sama lain. Tapi setelah beberapa waktu mereka sudah asyik mengobrol. Mereka saling berkenal dan entah mulai darimana mereka langsung akrab satu sama lain. Dan karena keasyikan ngobrol mereka tak menyadari hari sudah beranjak sore. Sampai obrolan mereka terhenti ketika kedatangan cowok super keren yang datang ke kamar Daddy. "Kak Alex." Panggil Bianca dengan raut wajah senang
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN