Safira sudah berdiri di depan pintu kamar di rumah sakit dimana ada seorang laki-laki yang menganggap dirinya ayah dari Safira. Safira tampak sangat ragu apakah ia akan masuk apa tidak. Karena baginya ini masih terlalu cepat. Ia masih bingung dengan segala hal yang datang kepadanya hari ini. Dimana tiba-tiba ada sebuah Laki-laki yang menyatakan bahwa dirinya adalah ayahnya. Dan ia menjadi bagian dari keluarga Stone.
"Kak Safira ayo masuk. Daddy pasti senang banget kalau ketemu Kakak sekarang." kata Bianca membujuk Safira
"Tapi Bi aku masih ragu untuk masuk ke dalam. Apa tanggapan beliau tentang aku? Dan aku masih belum paham tentang semua hal baru saja terjadi." Kata Safira ragu
"Kakak tenang aja Daddy pasti bahagia ketemu dengan kakak. Karena Daddy sudah menantikan momen untuk bisa bertemu dengan kakak lagi." Kata Bianca mencoba meyakinkan Safira
Safira pun mencoba menguatkan tekadnya. Akan mengambil segala resiko yang ada. Dan setidaknya ia bisa bertemu dengan ayahnya walaupun itu hanya sekali.
Ketika Bianca membuka pintu kamar tampak pria setengah baya yang terhubung dengan banyak selang di tubuhnya. Keadaannya bisa di bilang mengkhawatirkan. Ia tak berani masuk ke dalam. Ia hanya melihat dari balik pintu yang terbuka. Dan Safira tak kuasa menahan air matanya melihat Laki-laki yang mengaku sebagai ayah kandunganya.
"Hai Dad. Gimana kabar Daddy sekarang." tanya Bianca dengan senyumnya yang ceria
"Daddy baik-baik aja sayang. Kamu dari mana aja. Biasanya kamu selalu disini jagain daddy." kata Mr. Leonard Stone
"Iya dad maaf Bia ga nemenin Daddy disini. Karena Bia mencari seseorang yang Daddy rindukan selama ini." Kata Bianca dengan senyum merekahnya
Mr. Leonard tampak bingung dengan kata-kata putri bungsunya ini.
"Maksud kamu apa Bi?" Tanya Mr Leonard bingung
"Daddy tunggu bentar. Bia panggilin dulu." kata Bianca bangkit dari kursinya
Mr. Leonard tambah bingung dengan kelakuan putrinya ini. Dan ia hanya menuruti apa mau putrinya ini.
"Kak Safira ayo masuk Daddy mau ketemu sama kakak." kata Bianca sambil menarik tangan Safira masuk
Safira pun mulai masuk ke ruang perawatan sang ayah. Sebelumnya ia menyeka air mata yang menetes dari mata indahnya. Ia tak ingin ketika melihat sang ayah ia terlihat sedih. Ia ingin menunjukkan bahwa selama ini ia baik-baik saja. Ketika masuk ia melihat seorang laki-laki setengah baya sedang berbaring lemah di tempat tidur.
" Clara." Panggil Mr. Leonard ketika melihat kedatangan Safira disana
Air mata seakan tumpah ketika Mr. Leonard bertemu lagi dengan putri yang hampir 20 tahun lebih tidak bertemu. Ia tak menyangka putri yang selama ini ia cari dan rindukan ada di hadapannya. Dan ia benar-benar mirip seperti mantan isterinya dan putrinya Clarissa yang sudah meninggalkan dirinya. Dan hanya Lisa mantan isterinyaa yang sampai detik ini masih sangat ia cintai. Kalau dulu ia bisa bersikap lebih jantan ia pasti bisa hidup bahagia dengan isteri dan anak-anaknya. Tapi nasi sudah jadi bubur dan semuanya sudah terjadi. Ia hanya akan memulai semuanya dari sekarang. Setidaknya ia bisa bertemu dengan putrinya kembali setelah tuhan mengambil putrinya yang lain.
Safira masih menata perasaan bagaimana sikapnya jika ia bertemu dengan Daddy sampai Bianca menariknya ke dalam. Dan ketika Safira masuk ke dalam ternyata Daddynya masih mengingatnya. Entah dorongan darimana ia langsung memeluk Daddynya. Rasa marah dan kecewa langsung menguap dengan pelukan yang Daddynya berikan. Air mata yang ia tahan keluar begitu saja. Mungkin ini akumulasi rasa rindu yang sudah tertahan selama ini. Rasa marah yang ia pendam sudah menguap begitu saja ketika ia melihat keadaan Daddynya sekarang. Ia begitu lemah di atas tempat tidur. Safira tahu Daddynya pasti punya alasan kenapa ia harus meninggalkan dirinya dan Bunda.
Beliau pun menceritakan alasan kenapa harus meninggalkan dirinya dan bundanya. Pernikahan yang sudah berjalan 7 tahun itu harus berakhir karena Papa dari Daddynya tidak setuju kalau Daddynya menikah dengan Bunda. Hal itu dikarenakan status sosial yang jauh berbeda. Awalnya beliau tak mengindahkan gertakan dari sang papa tapi lama-lama sang papa memutus semua akses sang Daddy untuk mendapat pekerjaan. Dan itu membuat kelurga kecilnya hidup dalam kesusahan. Dan karena itu sang Daddy memilih kembali ke keluarganya dengan harapan kebahagian anak-anaknya jadi lebih baik. Apalagi ketika kelahiran anak kembar mereka Clarissa dan Clara menambah beban kehidupan sang Daddy. Apalagi saat itu dokter mendiagnosa jika Clarissa mengidap kanker hati. Jadi demi keselamatan Clarissa, sang Daddy memilih kembali dan bisa mendapatkan pengobatan yang baik untuk Clarisa. Walaupun begitu Daddynya terus mencari dirinya dan Bunda tapi sampai detik belum bisa menemukan dirinya dan sang bunda. Tapi beliau masih terus menunggu dirinya dengan harapan suatu saat bisa bertemu.
Tapi Safira bersyukur ia masih diberi kesempatan untuk bisa bertemu dengan Daddynya lagi. Walaupun membutuhkan waktu lebih dari 20 tahun untuk bisa bertemu.
Sampai tak terasa malam pun menjelang dan Safira harus pulang ke rumah. Ia berjanji kepada Daddynya bahwa besok ia akan datang kembali. Dan Safira juga meminta sang Daddy memanggilnya Safira bukan Clara. Bagaimanapun juga nama Safira sudah melekat sejak ia kecil dan nama ini adalah pemberian sang bunda. Dan sang Daddy tidak pernah mempermasalahkan itu semua. Yang penting ia bisa bertemu lagi dengan putrinya lagi itu sudah lebih dari cukup.
@ apartemen Safira dan Kafka
Safira baru saja selesai mandi ketika hpnya berbunyi. Nama Kafka tertera disana di layar hpnya. Ia harus cerita hal ini pada Kafka karena ia tidak pernah menutupi apapun darinya. Dan setidaknya suaminya itu bisa memberikan solusi dari apa yang terjadi hari ini.
" "Halo sayang. Gimana kabar kamu disana? Aku kangen kamu deh." kata Safira panjang lebar
Ia mencoba mengalihkan perhatian Kafka tapi sepertinya Kafka ga bisa dibohongi. Karena suaminya ini tahu benar jika Safira berbohong ia pasti langsung bisa menyadarinya.
"Safira Rainhard ada yang mau kamu ceritakan sama aku." kata Kafka penuh selidik
Ketika Kafka ngomong gitu air mata Safira langsung pecah. Dan ia menceritakan semuanya. Tentang pertemuannya dengan Daddynya. Dan tentang semua kisah masa lalunya. Dan tentunya dengan air mata yang terus menetes dari.mata indahnya.