Ditolak habis-habisan oleh Vanya semakin membuatku yakin , bahwa sesuatu yang benar-benar telah di lepas, benar-benar tidak akan kembali lagi, bagaimanapun kondisinya. Aku menghela napas berat, menghargai keputusan Vanya adalah sesuatu yang paling benar saat ini. Aku memutuskan untuk pulang ke Bali, memulai hidup yang benar-benar baru di sana, lagipula berharap dengan Vanya pun mungkin sudah tidak bisa lagi. Aku yakin saat ini, hati Vanya sudah di miliki oleh laki-laki lain. Sebelum pulang ke Bali, aku mampir dulu ke rumah orang tua ku untuk berpamitan. Berpamitan untuk tidak menginjakan kaki dulu selama bertahun-tahun di kota ini. Sekedar menghilangkan perasaan untuk wanita yang di panggil ‘mama’ oleh anak ku. Sesampaiku di sana, keadaan rumah benar-benar