Al menatap sang istri yang tengah membaca sebuah buku di atas ranjang, ia merindukan sosok itu. Merindukan semua hal yang mereka sering lakukan, makan bersama, bercanda dan tertawa. Ia sudah tidak tahan lagi dengan sikap Irish yang terus mengacuhkannya. Di balik diamnya Irish, ia tahu bahwa kesalahan yang telah ia buat memang sangat berat dan seolah tak termaafkan. Ia bahkan lebih suka Irish memarahinya habis-habisan lalu memaki, atau memukulnya atau semacamnya sebagai balasan atas perbuatannya, dari pada mengacuhkan selama berbulan-bulan, membuatnya benar-benar sangat tersiksa. Perlahan Al mendekat ke arah sang istri, duduk di tepi ranjang tapi tak membuat Irish bergerak sedikitpun. Wanita itu merasakan sebuah pergerakan di sampingnya, tetapi ia tidak peduli. Ia masih berfokus pada buku