Pagi ke dua pernikahan Irish dan Al, masih terasa sama. Bahagia dan juga menyenangkan. Pagi ini Irish bangun terlebih dahulu, ia membuka matanya perlahan lalu berbaring miring, menatap sang suami dengan senyuman bahagia. Ia mengamati setiap inci wajah tampan sang suami nya sembari salah satu tangannya bergerak menyentuh rahang hingga hidung mancung Al. "Siapa sangka, seseorang yang sejak dulu menatapku secara biasa kini menjadi suamiku dan menatapnya dengan spesial. Dulu aku yang bersikap biasa padanya kini berubah menatapnya dengan luar biasa. Sosok yang mengulurkan tangannya dengan suka rela untuk menarikmu dalam keterpurukan. Seseorang yang rela memberikan seluruh hidupnya untuk menemaniku selamanya." Ucap Irish dengan sangat tulus. Ia memberikan sebuah kecupan kasih sayang pada sang s