Al mematung di tempat, tak ia sangka, rencana makan siangnya hancur tatkala ia melihat seseorang yang pernah mengisi hatinya ada di depan mata. Nadya membalas tatapan Al dengan tenang, senyuman yang dulu pernah memikat hati mantan kekasihnya tersebut tercetak jelas di bibir nya yang berwarna pink. Sangat manis, hingga bayangan masa lalu Al menghantuinya saat ini juga. Tapi di saat yang bersamaan, takdir mengingatkannya mengenai hal menyakitkan yang pernah gadis itu lakukan padanya. Seperti di hempaskan oleh kenyataan yang menyakitkan, hati Al berdenyut nyeri yang teramat. "Lama ya gak ketemu, kamu apa kabar?" Tanya Nadya basa-basi. Pertemuan mereka tak di duga oleh ke duanya, Nadya tampak santai padahal ia menyembunyikan rasa gugup dan takutnya yang luar biasa. Al tersenyum sinis. "Seper