Bagian 42

1098 Kata

Reza dan Dinda saat ini tengah berada di cafe terdekat dari kantor penerbitan milik Reza, hujan mengguyur dengan deras di luar sana. Membuat mereka enggan untuk menuju ke rumah masing-masing. Dinda mengaduk coklat panasnya dengan perlahan, ke dua tangannya gemetaran antara kedinginan dan juga gugup. Sementara Reza terus menatap ke arah luar jendela, hujan selalu mengingat kan nya pada sosok Irish. "Jangan di inget, jangan." Gumam Reza menepis semua pemikirannya mengenai Irish yang terus berputar di memori otaknya. Dinda berdehem pelan, membuat Reza langsung sadar dari lamunannya dan menatap Dinda dengan polos. "Lo kenapa? Kedinginan?" Tanya Dinda dengan nada suara yang lemah lembut. Andai saja Al mendengar nada suara Dinda saat ini, akan di pastikan ia akan terbengong lalu berteriak deng

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN