Al menggulingkan tubuhnya di lantai, ia bosan. Seharian ia menghabiskan waktunya untuk berbaring sembari menonton televisi dan juga menatap layar ponsel. Ia butuh teman, ia butuh Irish dan segala tingkah manisnya. "Kenapa dia harus kerja, sih? Seharusnya jadi ibu rumah tangga aja. Kan enak, di rumah, kalau enggak ikutan Ngantor sama gue. Eh malah dia kerja." Gerutunya dengan kesal sembari bangkit dari baringnya. Ia masih enggan untuk berangkat bekerja, belum ada satu Minggu ia cuti, ia harus menggunakan kesempatan ini untuk rileks dari pekerjaan yang sukses membuat kepalanya pusing. Setidaknya, ia akan libur dua sampai tiga hari lagi agar saat ia bekerja nanti otaknya lebih fresh. Tapi ia tidak bisa libur sendirian, suntuk dan membosankan. Ia butuh Irish. "Gimana caranya supaya Irish ber