Jangan bertele-tele

1023 Kata
Siapa sangka, saat Eva coba-coba mendaftarkan diri sebagai Pengasuh di sebuah yayasan, dirinya justru langsung di interview saat itu juga. Tak ada yang bisa Eva lakukan, selain menerima interview tersebut. Lagi pula, menjadi pengasuh adalah keinginannya, untuk meringankan beban dirinya sebagai pengidap Galaktorea. Dengan begitu, Eva bisa mengurangi rasa nyeri di d**a yang dapat menyerangnya kapan saja. Interview kali ini tidak berangsur lama. Eva segera pulang, setelah menuliskan nomor ponsel aktif miliknya. Eva hanya tinggal menunggu panggilan dari yayasan, sampai tiba waktunya dirinya akan benar-benar di Terima sebagai Pengasuh. *** Satu minggu telah berlalu, Eva menjalani hari-hari seperti biasa. Sejauh ini, Eva tidak menerima panggilan dari LPK melati. Hal itu membuat Eva merasa putus asa. " Hem, kayak-nya emang ngga diterima deh. " Gumamnya, sambil memompa d@danya, menggunakan alat pompa @s¡. Kegiatan itu bukan hal baru bagi Eva. Malam ini, Eva akan pergi bersama Rina sehingga ia memompa @s¡-nya lebih dulu sebelum pergi. Dari hasil pump-nya malam ini, Eva mendapatkan 180ml @s¡. Kali ini ia akan mengantarkannya ke Panti asuhan sekalian pergi bersama Rina. * Setelah urusannya di Panti selesai, Eva akhirnya menyempatkan waktu untuk menonton bioskop bersama Rina. Sesekali, Eva menghabiskan malam minggunya dengan berjalan-jalan bersama Rina, sahabatnya. Saat mereka sedang berada dalam bioskop, tiba-tiba ponsel Eva bergetar. Ia lantas beranjak dari tempat duduknya, dan mencari tempat untuk menjawab panggilannya. " Halo, apa ini dengan Eva Camellyn? " tanya seseorang bersuara perempuan, dari balik telfon genggam Eva. " Iya, dengan saya sendiri. Ini siapa ya? " Tanya Eva, karena panggilan tersebut berasal dari nomor tak dikenal. " Ah, saya Ayu dari LPK melati. Surat lamaran anda tempo hari lalu diterima. Anda akan mengasuh bayi berusia 5 bulan, Apa anda bisa berangkat mulai hari senin nanti? " Katanya, terdengar ramah. Begitu pula dengan Eva, yang tersentak setelah menunggu selama seminggu. Ia senang, akhirnya bisa bekerja tanpa keluar rumah dan bisa menyalurkan @sinya kepada bayi yang akan ia asuh. " Baik, saya bisa Bu Ayu. " Sahutnya, merasa antusias. Akhirnya mereka memutuskan panggilan setelah mengatakan semuanya soal pekerjaan. Kabar baik itu dibagikan pada Rina, yang merupakan sahabat Eva. Dengan bekerja sebagai pengasuh, Eva tak perlu repot-repot menahan sakit yang datang secara mendadak dan tak kenal waktu. Eva pun menghabiskan malam minggunya dengan bersenang-senang, sebelum dirinya benar-benar tidak bisa pergi ke bioskop lagi karena akan menjadi pengasuh. *** Tak terasa, Hari senin yang Eva nantikan telah tiba. Ia bersemangat untuk datang ke tempat dirinya bekerja sebagai pengasuh. Eva akan datang untuk pertama kalinya bersama Ayu, yang sudah menunggunya di tempat lain. Sebelum itu, Eva sudah lebih dulu mengurus surat pengunduran dirinya sejak beberapa hari sebelumnya. Ia akhirnya meninggalkan pekerjaan kantorannya, dan beralih menjadi Pengasuh. Setelah merasa cukup lega, Eva kini melanjutkan perjalanannya bertemu dengan Ayu. Mereka lalu segera pergi ketujuan utama. " Bu, apa bayi 5 bulan itu memiliki orang tua yang sibuk bekerja? Mereka sampai mencari pangasuh untuk anak mereka yang masih sangat muda, " Tanya Eva, mengisi keheningan. " Saya juga belum tau pasti, tapi kamu akan tau nanti setelah bekerja disana. " Sahut Ayu, tetap ramah. Tak lama kemudian, tibalah mereka disebuah rumah yang sangat mewah. Jarak pintu gerbang menuju ke pintu utama bahkan lebih dari 100 meter. Halamannya luas, di banyak tanaman hijau yang menyegarkan, serta sebuah kolam ikan yang lengkap dengan air mancur patung kuda. Tatapan Eva maupun Ayu, sama-sama menunjukkan rasa kagum. Mereka terperangah melihat kemewahan yang selama ini hanya terlihat di televisi. Kini mereka berdua telah masuk, dan berhadapan dengan seorang kepala pelayan bernama Zuri. " Apa orang ini yang akan mengasuh Tuan muda? " tanya Zuri, Pria berkumis tipis dengan tatapan sinis. " Benar Tuan. Cepat perkenalkan dirimu! " Timpal Ayu, memberi isyarat pada Eva. Lantas Eva pun memperkenalkan diri dengan gugup. " Na-nama saya Eva Camellyn Tuan. Saya siap menjaga bayi yang akan saya asuh! " Katanya dengan tegas. " Namanya Rayyan. Dia bukan hanya seorang bayi, tapi seorang Tuan muda. Jadi saya harap kamu menjaganya dengan hati-hati. " Ucap Zuri terdengar ketus. " Em, tapi. Dimana Nyonya dan Tuan rumah ini? " tanya Eva, terbata. " Kamu tidak perlu pedulikan itu. Kamu hanya perlu mengasuh disini! " " Baik, Tuan. " Eva yang tampak takut melihat Zuri, kini harus ditinggal oleh Ayu. Tugasnya hanya mengantar Eva ke kediaman majikannya. Setelah itu, Ayu pun pergi. Eva yang berpenampilan sangat culun, menciptakan tatapan sinis dari para pelayan yang ada di rumah tersebut. Untuk sesaat, Eva mungkin akan mengalami hal sulit. Ketika sedang menaiki tangga, tiba-tiba terdengar suara tangisan bayi. Lantas Eva segera mempercepat langkahnya agar bisa lebih cepat sampai dikamarnya. Disana sudah ada tiga pelayan yang berusaha menenangkan bayi kecil tersebut. " Ini kamar Tuan muda, lalu kamar kamu ada di pintu sebelahnya! Nanti akan ada yang membawa barang-barangmu kesini, jadi sekarang tugasmu urus Tuan muda dulu! " Ucap Zuri, masih dengan tatapan sinis. " Baik, Tuan Zuri. " sahut Eva, paham. Pertama kalinya, Eva mengalihkan tubuh mungil itu kepelukannya. Sesuai dengan yang Eva pelajari, ia menepuk ringan lunggung bayi tersebut, dan menggendongnya dengan meluruskan tubuhnya. Siapa sangka, orang-orang disana terperangah melihat Bayi kecil itu seketika menghentikan tangisnya setelah hampir satu jam tak berhenti menangis. " Anak pinter, kamu pasti capek nangis ya? Kalau begitu, bobok ya? " Gumam Eva, dengan lembut. Bayi bernama Rayyan Mahesa itu, kini terdiam seolah terhipnotis dengan suara lembut Eva. Perlahan Eva memberikan isyarat pada para pelayan agar segera keluar, dan membiarkan Eva menidurkan bayi mungil itu. * Disudut lain, Pria yang sudah bersiap untuk pergi kekantor, tiba-tiba dihentikan oleh kepala pelayan, yaitu Zuri. " Ada apa, Zur? Bukannya aku menyuruhmu mewakilkan, bertemu dengan orang yang akan menjadi pengasuh Rayyan? " katanya, dengan nada dingin. " Tu, tuan! Ini ajaib, saya harus memberitahu tentang hal yang belum pernah saya lihat sebelumnya! " Zuri bahkan terbata, karena terlalu menggebu-gebu ingin memberitahukan sesuatu pada majikannya. " Jangan bertele-tele, cepat katakan ada apa? " Pria itu kesal, karena Zuri mengulur waktunya. " Tuan muda, dia langsung tenang waktu pengasuh itu menggendongnya. Saya hampir tidak percaya, Tuan! " katanya, antusias. sejenak Pria itu terdiam, lalu bertanya " Siapa nama pengasuh baru Rayyan? " Pria itu menatap serius, pada Zuri. *next---
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN