Tubuh Kiara merosot sesak pada dinding kamar mandi di samping wastafel. Tercenung dan menatap lurus dengan hampa. Semakin tidak mengerti dengan perasaannya saat ini. Kiara bukan seorang istri, yang bercita-cita untuk memiliki momongan setelah dirinya menikah. Paling tidak bukan saat ini. Karena itulah, tidak ada buncahan rasa bahagia ketika Kiara mendapati seluruh alat uji menunjukkan hasil yang positif. Namun, ia tidak juga merasa sedih, menyesal atau bahkan kecewa. Kiara … hanya tidak tahu, apa yang harus dilakukannya setelah ini. Hamil, lalu melahirkan memang adalah kondrat dari seorang wanita. Kiara pun tidak akan menampik hal tersebut. Namun, bagi Kiara semua ini datang, tidak tepat waktu. Di saat butiknya belum berdiri sempurna. Di saat dirinya belum siap dalam segala hal. Di saat

