“Harusnya, kita itu makan siang bertiga sama Esa. Aku gak enak kalau ketemu cuma berdua sama kamu kayak gini.” Dewa yang tengah asyik memotong steaknya, menatap Kiara dengan wajah datarnya sekilas. “Kamu kenapa? lagi dapet? Sia-sia dong usaha sebulan,” kekeh Dewa mencoba bercanda, tapi tidak dihiraukan oleh Kiara. “Cariin pengacara dong, Wa.” Ucapan Kiara tersebut, sukses membuat Dewa terbatuk seketika. Buru-buru Dewa mengambil botol air mineral lalu meminumnya. Perasaan Dewa sudah tidak nyaman dengan situasi yang ada. Pikirannya menebak sesuatu yang buruk pasti sudah terjadi pada pernikahan Kiara. “Pengacara? Buat apa?” tanya Dewa setelah selesai menyesap minumannya. “Mau bikin surat perjanjian yang sah di mata hukum.” Kiara, tidak bisa terus-terusan hidup dalam ketidakpastian sepe

