Esa yang baru pulang dari restoran tempatnya bekerja, berhenti sejenak di sisi pagar. Memperhatikan Kiara yang tengah membersihkan meja, yang baru saja selesai dipakai berjualan, satu persatu. Obrolan mereka kemarin malam, setidaknya semakin membuka pikiran Esa. Menjadi seorang Kiara, tidaklah mudah. Berjuang sendiri demi sebuah pengakuan dari sang mama sendiri, sungguhlah menyedihkan. Terlebih, Esa juga menjadi salah satu alasan, mengapa Kiara menjadi tertekan dahulu kala. Ternyata, kehidupan Esa sebagai anak preman, masih jauh lebih beruntung dari Kiara. Meskipun Esa dibesarkan dalam lingkungan yang keras, tapi dirinya hidup penuh dengan kasih sayang dari seluruh keluarganya. Terutama sang ayah, yang selalu memanjakan Esa dan menuruti apapun yang ia minta dahulu kala. Ketika Kiara me

