Hari-hari berikutnya, hubungan antara Kiara dan sang mama semakin membaik. Lusi kerap menyambangi Kiara dan selalu saja membawa berbagai barang. Wanita paruh baya itu selalu beralasan, ia melakukan semuanya agar calon cucunya tumbuh dan berkembang dengan sehat. Lusi ingin, cucunya kelak lahir tanpa kekurangan suatu apapun. Meskipun begitu, Kiara tetap merasa kalau semua perhatian itu ditujukan Lusi untuknya. Sang mama hanya gengsi untuk mengakui kalau sebenarnya rasa sayang yang diberikannya kini adalah juga untuk Kiara. Namun, Kiara tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut. Bisa merasakan kehangatan dari sang mama untuk pertama kali di sepanjang ingatan Kiara, ia sudah cukup bahagia. Kiara juga tidak lagi mempermasalahkan mengenai Lusi yang masih saja tidak dapat menerima Esa sepenuhn

