Kiara terhempas puas di atas tubuh Esa. Menderukan napas yang saling memburu, karena pelepasan yang sudah lama sekali tidak ia reguk. Kiara berpikir, mungkin dirinya sudah gila. Di satu sisi, Kiara masih menginginkan perceraian dengan Esa, karena sikap pria itu di masa lalu. Namun, sisi liar Kiara sudah tidak tahan, ketika melihat Esa di depan mata tanpa jarak seperti tadi. Terlebih, pria itu dengan lancang meraup bibir, serta menjalarkan tangannya di sekujur daerah sensitif Kiara. Bagaimana Kiara tidak pusing kalau seperti itu? Pada akhirnya Kiara dan Esa, berakhir saling memasuki. Mengeksplor seluruh sudut rumah tanpa henti, hingga siang menjelang. Sampai, keduanya berakhir di ranjang dan memadu kasih hingga ke puncak kepuasan. Kiara berdecak diantara napas yang tersengal. “Aku belum

