MAAFKAN AKU KANIA

1105 Kata
Kania membereskan mejanya sebelum dia pulang. Dia masih belum memutuskan apa dia mau bertemu Juna atau tidak. Hatinya lebih banyak mengatakan untuk tidak menemuinya. Apapun yang terjadi pada mereka hanya akan menjadi masalalu yang buruk yang tak perlu diingat-ingat lagi.Akhirnya Kania memutuskan untuk langsung pulang tanpa menemui Juna. Kania menghentikan sebuah angkot. didalamnya sudah penuh sesak dengan penumpang tapi karena supir angkot ingin mendapatkan pemasukan lebih banyak alhasil penumpangnya dipaksa untuk terus berdesakan. bagi penumpang hal itu sudah menjadi hal lumrah yang mereka alami setiap harinya. lebih baik berdesakan dari pada tidak sampai rumah.begitu kira-kira yang dipikirkan para penumpang. Kania melirik jamnya sudah telat lima belas menit dari waktu yang disepakati Juna. Dia yakin bahwa keputusannya untuk tidak datang adalah benar. ********* sudah hampir setengah jam dari jam pulang sekolah anak-anak SMA. Tapi Kania tidak juga datang. Juna berpikiran buruk mungkin Kania memang enggan untuk datang. "sedalam itukah rasa bencimu padaku Kania?" Batin Juna.sudah hampir habis 2 cangkir kopi dan 6 batang rokok, dia menunggu Kania di restoran itu. Dia akan tetap menunggu Kania tigapuluh menit lagi ,kalau Kania tidak datang juga mungkin dia bisa pergi dari tempat itu. satu jam berlalu, Juna sudah tidak bisa menunggu lagi.akhirnya dia pergi dari tempat itu dengan tangan hampa. padahal dia ingin menjelaskan pada Kania kenapa 10th lalu dia tidak mencari Kania untuk bertanggung jawab. FLASHBACK ON (10th lalu) Juna mengejar Kania sampai lobi hotel tempat dia membawa Kania. Kania rupanya sudah menghilang. Juna buru-buru mengejarnya. dia mengendarai mobilnya sepanjang jalan dia melihat kalau saja Kania berjalan di trotoar. Sampai mungkin dia harus mengitari Jakarta Timur hanya untuk mencari Kania. Juna yang merasa putus asa akhirnya harus pulang ke rumah. Sampai di rumah masalahpun datang lagi. "Juna, besok kamu harus berangkat ke London. kamu akan belajar disana..papa sudah daftarkan kamu di kampus ternama disana. jadi jangan kecewakan papa." Papa Juna berlalu tanpa mendengar persetujuan Juna. Papa Juna selalu seperti itu mengambil keputusan sendiri tanpa mendengar pendapat anaknya. "arghhhhhhhh..... " Juna berteriak dan membanting apa saja yang ada di kamarnya. Dia ingin dan harus menyelesaikan urusannya dengan Kania. tapi papanya memutuskan sepihak tentang masa depannya. dia harus bagaimana untuk menyelesaikan semuanya. keesokan harinya dengan terpaksa Juna menuruti kemauan papanya. dia terbang ke London hari itu juga. perjalanan selama kurang lebih empatbelas jam di atas pesawat dihabiskan Juna dengan melamun. raganya disana namun fikirannya menerawang jauh.memikirkan Kania membuat dia menjadi gila. ditambah papanya yang otoriter membuat Juna putus asa. satu tahun kemudian, Juna kembali ke Jakarta untuk liburan semester. papanya hanya mengizinkan dia pulang 1tahun sekali. agar Juna disana benar-benar fokus belajar.mengingat untuk S1 DiLondon bisa ditempuh hanya 3th saja. itu juga dipengaruhi oleh jurusan yang dipilih dan kemampuan akademik mahasiswa sendiri. Sampai di Jakarta Juna langsung menuju rumah dan mengambil mobilnya. dia ingin menemui Kania. Tapi dia tidak tahu dimana alamat rumah Kania. dia ingat Kania punya sahabat bernama Shiren tapi Juna juga tidak tahu kontak Shiren begitu juga rumahnya. sebuah ide muncul ketika ingat bahwa temannya yang bernama Alex adalah mantan dari Shiren. tentu Alex tahu dimana rumah Shiren.Dia menelpon Alex dan menanyakan kontak Shiren.setelah menghubungi Shiren barulah Juna menuju rumah Kania betapa senangnya dia karena sebentar lagi akan bertemu dengan pujaan hatinya. Tiba-tiba terbersit dipikirannya. Kania hamil apa tidak? karena saat itu Juna tidak memakai pengaman.betapa bodohnya dia.kalau Kania hamil, sekarang pasti dia sudah melahirkan.pikirnya. dan mungkin dengan adanya anak bisa meluluhkan hati Kania. Tapi sialnya setelah sampai di rumah yang dituju, ternyata Kania sekeluarga sudah pindah kekampung halaman orangtuanya Dibandung. Juna semakin frustasi. beberapa kali tangannya memukul setir. Kemana lagi dia harus mencari Kania. ke Bandung?kemana? Bandung itu luas. pikiran Juna melayang tidak tahu kemana. Dua tahun kemudian Juna telah menyelesaikan S1 nya di London. tiba saatnya dia kembali ke tanah air dengan gelarnya yang akan melanjutkan bisnis papanya. Ujian kembali datang pada Juna ketika dia harus berhadapan dengan dua keluarga. ya Juna dipaksa papanya menikah dengan perempuan yang bernama Renata. dengan alasan penyatuan dua keluarga untuk memperbesar perusahaan mereka. ya papanya tidak habis-habisnya menyiksa batinnya. kali ini Juna tidak tinggal diam. Dia menolak menikahi gadis itu.walau resikonya adalah keluar dari keluarganya. Juna tak ambil pusing, dia keukeh dengan pendiriannya. dia tidak mau lagi diatur oleh orangtuanya untuk urusan Jodoh. karena hanya ada satu nama dalam hatinya yang akan dia cintai sampai kapanpun KANIA. Disaat dia yang sudah tidak punya apa-apa lagi, saudara sepupunya yang bernama Herman dan memiliki anak bernama Farel. Herman membantunya dengan memberikan tempat tinggal dan pekerjaan. sejak dibantu Juna,perusahaan Herman diIndonesia bertambah maju. oleh karena itu bisnisnya yang diIndonesia di serahkan pengelolaannya pada Juna.sedangkan Herman dan istrinya mengurus bisnisnya di luar negeri dan sering meninggalkan anaknya. alhasil Farel menjadi sangat dekat dengan Juna. FLASHBACK OFF. Kania sudah sampai depan gang kontrakan rumahnya. sebelum pulang, dia menjemput Bima terlebih dahulu di rumah ibu pemilik kontrakan yang bernama bu Yuni. setiap pulang sekolah Bima akan pulang kerumah ke Bu Yuni terlebih dahulu. "Assalamualaikum.." "waalaikumsalam.. nak Kania sudah pulang?" Sapa Bu Yuni pemilik kontrakan yang sudah seperti ibunya sendiri selama tinggal di Jakarta. "Iya bu. Bima mana ya bu?" "Bima...." panggil Bu Yuni. Bima keluar menemui mamanya. Kania sudah menceritakan perihal status Bima pada Bu Yuni. tapi kepada tetangga dan guru-guru serta teman-teman di sekolah, Kania menyebut anaknya sebagai adik. hanya itu satu-satunya cara untuk menyembunyikan status Bima. agar dia tidak jadi bahan bullyan dimasyarakat dan sekolahnya. Kania sadar bahwa semua yang dia lakukan tidak baik untuk tumbuh kembang Bima. secara dia juga belajar tentang psikologi anak-anak. Bima memang butuh sosok ayah. karena anak laki-laki akan lebih mudah belajar dari ayahnya. setiap ingat betapa rumitnya kehidupannya bersama Bima selama ini membuat kebencian Kania pada sosok Juna bertambah dan semakin dalam. "Terimakasih sudah menjaga Bima bu." "Sama-sama nak." jawab bu Yuni. Kania seringkali merasa bersalah pada Bima. karena sering meninggalkannya karena kesibukannya. sekarang setiap malam Kania sudah tidak menerima bimbingan belajar dirumah.dia lebih memilih untuk mengajari Bima belajar karena materinya semakin susah. "ma, kenapa Bima ga punya Ayah?" Kata Bima disela-sela saat Kania mengajari Bima belajar. Kania kaget Bima bertanya seperti itu. Kania tahu bahwa suatu saat Bima akan menanyakan Ayahnya. mungkin inilah saatnya Bima ingin tahu tentang papanya. Kania buru-buru mengalihkan pertanyaan Bima dengan soal-soal latihan matematika. ********* Kania berangkat mengajar seperti biasa. sejak satu minggu lalu dia bertemu dengan Juna, setiap pagi selalu ada satu tangkai bunga mawar merah yang tergeletak di atas meja dengan tulisan "MAAFKAN AKU KANIA". selama satu minggu ini dia selalu menerimanya.Dia tahu siapa yang mengirimnya. entah kapan hati Kania akan terketuk. apa Kania membutuhkan penjelasan Juna? Kania juga tidak tahu. yang jelas saat ini Kania masih kekeuh dengan pendiriannya. tidak mau lagi Juna masuk dalam kehidupannya dan Bima. ***********
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN