Bab 16. Antara Dendam dan Perasaan

1422 Kata

Hari Senin kembali tiba. Kantor dipenuhi suasana sibuk seperti biasa, namun ada sesuatu yang terasa berbeda bagi Harris dan Karin. Seolah perjalanan dinas kemarin meninggalkan bekas yang tidak kasat mata, sunyi, tapi terasa. Karin datang lebih pagi dari biasanya. Ia menyibukkan diri dengan tumpukan berkas, menata meja rapat, dan membuat daftar jadwal untuk divisi lain. Semua itu hanya cara untuk mengalihkan pikirannya dari satu hal yang terus muncul, kecupan di pelipis yang Harris lakukan. Setiap kali mengingatnya, jantung Karin berdegup aneh. Ia tak ingin menganggapnya istimewa, tapi juga tak bisa berpura-pura lupa. “Bu Karin, Pak Harris sudah di ruangannya,” ujar salah satu staf dengan sopan. “Baik. Terima kasih.” Karin membawa map tebal, mengetuk pintu ruang direktur itu. “Masuk.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN