Cerita pertemuan Karin dengan Angga masih membekas di kepala Harris. Saat itu, setelah rapat dengan klien-nya berakhir, Harris tidak benar-benar pergi dari restoran. Ia bahkan bisa melihat dengan jelas saat lelaki yang ia benci itu berbicara dengan sekretarisnya. Ada percakapan serius yang bisa Harris lihat dari pasangan kekasih tersebut, yang membuatnya tersenyum dari kejauhan. “Masih sama saja dia.” Harris mendesis pelan, membayangkan sosok Angga, orang yang sangat dibencinya. “Sok percaya diri, seakan tidak pernah melakukan kesalahan. Tapi aku tidak akan membiarkannya berjalan mulus kali ini. Kau akan tahu rasanya kehilangan sesuatu yang paling berharga.” Ia menaruh gelas di meja, lalu meraih ponselnya. Ada beberapa email menunggu untuk dibaca, tapi satu nama di layar membuatnya men

