Claire berdiri di depan pintu klub malam dengan ekspresi setengah ragu. Lampu-lampu neon berkelap-kelip, musik dentuman bass terdengar menggema dari dalam, membuat suasana terasa hidup bahkan sebelum mereka melangkah masuk. "Jangan gugup," ujar Rylan sambil tersenyum. Pria itu kini mengenakan kemeja hitamnya saja dan melepas jasnya tadi. Dia tampak santai namun penuh percaya diri. Ia menggenggam tangan Claire dengan lembut, memberikan keyakinan pada wanita itu untuk melangkah masuk. "Aku tidak gugup," bantah Claire meski suaranya sedikit bergetar. Ini adalah pertama kalinya dia datang ke klub malam. Hidupnya selama ini terlalu monoton—kerja, pulang, tidur, dan ulangi. Sejak bertemu Rylan, semuanya berubah. Pria itu seperti badai yang datang menghancurkan kebiasaannya, tetap