Claire merapikan gaun birunya yang sederhana namun elegan ketika keluar dari area tangga darurat. Dia menarik napas panjang, mencoba menenangkan debar jantungnya yang terasa tak wajar. Claire kembali ke mejanya. Suasana restoran itu hangat, dengan lampu-lampu gantung yang memberikan cahaya lembut ke setiap sudut ruangan. Ia melihat ke arah ibunya yang tampak melihatnya dengan heran. “Claire, kenapa lama sekali?” ujar ibunya sambil tersenyum lebar yang dibuat-buat. Claire hanya mengangguk dan duduk di kursinya, mencoba menyesuaikan diri dengan suasana yang ramai lagi. Sambil menatap sekeliling ruangan, matanya tak sengaja menangkap sosok Rylan yang juga sedang berjalan kembali ke mejanya. Namun, saat Rylan hendak kembali ke mejanya bersama teman-temannya, seorang pria paruh bay