Malam itu, jalanan Firenze dipenuhi gemerlap lampu kota yang menyinari bangunan-bangunan tua. “Kau bicara tak sopan padaku. Jadi wajar aku meludahimu!” bentak wanita itu. Lalu Alano memanggulnya di bahu dan membawanya. Wanita itu berusaha meronta, mencoba melepaskan diri dari rengkuhan Alano ketika Alano mengangkatnya ke bahu kekarnya. Namun, usahanya sia-sia. Rengkuhan Alano terlalu kuat, dan wanita itu hanya bisa menggertakkan giginya dalam frustrasi. "Aku tidak berniat mencuri dompetmu! Sungguh!" seru wanita itu akhirnya dengan napas terengah-engah. Alano menyipitkan mata, menatap wajah wanita itu yang penuh peluh dan rasa panik. "Kalau begitu, kenapa kau mengambilnya dan lari dariku?" Wanita itu menggeleng keras. "Karena dompet itu jatuh ketika kita bertabrakan tadi, a