Bercinta Tak Ada Habisnya

1081 Kata

Alano membuka pintu kamar dan masih memanggul Gaia di bahunya. Begitu pintu kamar tertutup, Alano membuka kain putih yang menutup ranjang. Lalu dia mendudukkan tubuh Gaia di ranjang. Matanya menatap Gaia dengan pandangan yang dalam dan penuh intensitas. "Gaia," suara Alano serak, memecah keheningan di antara mereka. "Kau tahu, aku mencoba menahan diriku tadi, di perjalanan. Tapi sekarang, aku tidak bisa lagi." Gaia merasa wajahnya memanas. Kata-kata Alano begitu blak-blakan kali ini, tak seperti biasa. “Jadi bukan karena—“ Belum sempat menyelesaikan ucapannya, Alano mencium bibirnya dengan penuh gairah, tanpa memberi waktu untuk berpikir. Ciuman itu jauh lebih intens dibandingkan malam pertama mereka. Kali ini tidak ada keraguan, tidak ada jeda untuk memastikan. Tangan Alano

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN