Rylan sudah sangat terlelap. Nafasnya terdengar teratur, dan tubuhnya yang sempat tegang kini terlihat rileks di atas ranjang mereka. Wajahnya yang tampan tampak damai dalam tidur, seakan-akan semua tekanan dari pekerjaannya yang menggunung tak lagi mengusik. Namun Claire, yang berbaring di sampingnya, masih terjaga. Matanya menatap langit-langit kamar, sementara pikirannya melayang jauh. Udara pagi yang sejuk tidak cukup untuk meredakan ketegangan dalam tubuhnya. Dia mendesah pelan, lalu perlahan beranjak dari ranjang, berhati-hati agar tidak membangunkan Rylan. Dengan langkah ringan, Claire menuju kamar mandi. Suara pintu yang dibuka nyaris tak terdengar, dan dia segera menyalakan keran untuk mengisi bathtub dengan air hangat. Uap lembut mulai memenuhi ruangan, membawa arom