Hujan deras tiba-tiba mengguyur di siang yang awalnya begitu cerah, irama tetesan air membentur kaca jendela kamar menciptakan harmoni yang menenangkan. Namun, di dalam kamar itu, suasana justru memanas. Sinar matahari sudah tak terlihat namun cahayanya masuk seperti kunang-kunang yang mengintip dari celah tirai, sementara udara terasa lebih dingin dengan energi yang menyelimuti dua jiwa yang terpaut erat. Claire memandang Rylan dengan tatapan yang sulit diterjemahkan. Mata indahnya berkilau, bukan hanya oleh pantulan cahaya redup, tetapi juga oleh perasaan yang menggelegak di dadanya. Seluruh dunia seakan menghilang. Tidak ada kata-kata, hanya ada detak jantung mereka yang saling berpacu, menuntun mereka pada sesuatu yang baru, sesuatu yang belum pernah mereka berdua alami sebelu