Lamaran Alano

1116 Kata

Malam itu, langit dipenuhi bintang-bintang kecil yang bersinar redup, seolah-olah mereka sedang menonton dari jauh, menanti sesuatu yang besar akan terjadi. Cahaya bulan menerangi jalanan menuju mansion Alano, sebuah tempat yang sepi dan dikelilingi taman dengan pepohonan rindang. Di antara semua ketenangan itu, Alano berdiri di balkon kamarnya, memandangi pemandangan luas di hadapannya dengan tatapan kosong. Dalam pikirannya, malam itu bukanlah malam biasa. Ada sesuatu yang dia genggam erat di dalam sakunya—sebuah kotak kecil berwarna hitam yang berisi cincin berlian sederhana, tetapi bermakna dalam. Alano menarik napas dalam, mencoba menenangkan detak jantungnya yang berpacu cepat. Sosok Gaia melintas dalam pikirannya, senyum riangnya, tawanya, dan tatapan nakal yang selalu me

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN