Fachri hanya bisa memperhatikan punggung sang istri yang perlahan menghilang di balik pintu kamar. Kedua orang tuanya hanya bisa menggeleng dan mengembuskan napas kasar. Putra mereka yang kalem, tidak pernah membuat masalah semasa sekolah dan kuliahnya, mengapa harus mendapat cobaan-cobaan yang unik yang sama sekali tak pernah disangka-sangka. "Yang, buatkan aku kopi, ya," pinta Fattan pada sang istri. "Ada gas, kan, Ri?" Kemudian ia bertanya pada putranya. Ya, Fattan memang tidak suka kopi yang dibuat dari air panas dispenser. "Ada, Dad." "Kamu mau Mommy buatkan kopi juga?" tawar Zahra yang sebenarnya merasa tidak tega juga melihat putranya. "Nggak usah, Mom. Aku ingin ke kamar." "Jangan!" cegah Zahra. "Biarkan dia sendiri dulu. Dia sedang cukup bersedih. Meskipun Mommy yakin, dia