Kafi terdiam cukup lama. Permintaan Ibu adalah hal yang terberat yang dialaminya sepanjang ia hidup. Itu seperti ancaman, dan bukan permintaan. Apalagi membawa kata kebahgiaan dan usia yang tidak lagi panjang.
Ibu tidak menatap ke arah Kafi melainkan melihat ke depan menatap ke aah bunga-bunga dan juga berbagai macam tanaman yang ditanam oleh Ayah selama berada di rumah Kafi.
“Jadi, Ibu akan merasa bahagia, dengan mengorbankan kebahagiaan Kafi dan juga pernikahan Kafi?” tanya Kafi setelah beberapa saat terdiam. Mendengar pertanyaan Kafi, membuat Ibu menengok dan menatap tajam ke arah Kafi.
Kafi tersenyum pada Ibunya. Senyum yang terasa sangat hambar sekali, atas permintaan tidak masuk akal yang baru tadi didengarnya. Sekali lagi, itu bukan permintaan, melainkan ancaman.
“Jika itu bisa
