Disanalah Jasmine berada duduk dengan perasaan campur aduk di depan dua pria yang sesekali menatapnya tajam. Meja di depannya dipenuhi makanan yang dibawanya. Tapi, seleranya untuk menghabiskan makanan itu bersama Peter sirna begitu saja. "Apa kau terganggu dengan keberadaanku, Jasmine?" Jasmine mendongak mendengar pertanyaan yang ditujukan padanya itu. Pria setengah baya, yang hampir membuatnya pingsan ditempat. Nyatanya sangat baik dan tipe pria lembut dan penyayang. "Ti–dak paman!" jawabnya terbata-bata. Jasmine belum bisa menguasai dirinya, berada disituasi yang sangat canggung baginya. Bukankah paman Peter berarti calon paman mertuanya? "Lalu kenapa kau gugup begitu, sayang? Bahkan makananmu tidak kau makan sedikit pun?" tanya Edlise lagi, sambil memakan makananya. "Masakanmu sa