Liora berdiri lama di depan pintu apartemen mewah yang selama tiga bulan terakhir menyimpan kenangan indah setara dengan tiga tahun. Mata sembab, bengkak, menatap kosong ruangan yang selama ini penuh kehangatan bersama Christian. Di tangannya, dua koper besar sudah siap dibawa. Napasnya terengah, bukan karena berat koper, melainkan karena beban hati yang terasa menghimpit. Perlahan, ia menutup pintu, mendengar bunyi beep kunci elektronik yang menjadi tanda akhir dari satu bab kehidupan. “Selamat tinggal kisah Cinderella-ku,” bisiknya lirih, seolah berbicara kepada dinding, lampu, dan lantai yang selama ini menjadi saksi kebersamaannya dengan CEO tampan paling diinginkan seluruh wanita New York. Turun ke lobi, ia meminta petugas untuk mencarikan taksi baginya. Tak seberapa lama, sedan k