"Mail, Papa pengen bicara sama kamu." Mail menghentikan kegiatan bermain di ponselnya. Tumben Papanya datang ke kantornya dan sejak Kapan Papanya tau kantornya?. "Papa tau dari mana ini kantor Aku?" "Nggak usah banyak tanya. Sekarang ikut Papa." "Maaf yah, Pa. Aku bakal nurutin kemauan Papa, asalkan jawab dulu pertanyaan aku." Bryan mengumpat di dalam hati akan aksi Putranya yang menyebalkan ini. Jika saja Istrinya tidak merajuk mungkin sudah dia abaikan. Sayangnya yang jadi perbincangan mereka itu Putra semata wayang mereka yang sampai sekarang belum menikah sama sekali. "Papa telpon Bagas tadi." "Dan si bodoh Bagas ngasih tau alamat kantor aku?" "Emangnya ada masalah apa sih kalau Papa tau alamat kantor Kamu?" ujar Bryan kesal. "Kalau Papa tau bisa bahaya." Kening Bryan mengeru

