Bagian 112: Pria Di Bawah Sinar Rembulan

1843 Kata

Mata Loka memandang jauh ke sekeliling ketika dia berhasil menjejakkan kaki di ambang gerbang masuk kediaman tamu. Dia melangkah masuk, melihat suasana lengang di tempat di mana dia dulu menghabiskan waktu sebagai Putri Pitaloka. “Huh, tempat ini masih sama saja sejak terakhir kali aku mengingatnya. Aku heran apakah ada barang-barangku yang tertinggal di sini?” Dia lalu berbelok menuju ke kamarnya—maksud Loka kamar sang putri dahulu. Meski kemungkinan bahwa barang-barang sang putri telah diangkut pulang atau dibuang oleh pihak kerajaan, Loka masih tetap nekat pergi ke sana. Dia juga perlu bernostalgia sejenak. “Siapa tahu aku bisa menemukan beberapa barang berharga untuk kujual di pasar gelap. Perhiasan Pitaloka kan sangat mahal, beberapa juga hadiah dari Hayam ….” Loka berhenti. Dia jug

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN