Dia sudah bangun. Namun, dia terlalu malas untuk bergerak semenjak seluruh otot di tubuhnya terasa sakit seperti tertusuk ribuan jarum berukuran kecil-kecil. Ini memang akibat karena jarang berolahraga dan memaksa untuk berlari seperti atlit marathon kemarin, kini untuk bernapas pun agaknya masih terasa nyeri. “Hah … menyebalkan. Aku payah sekali.” “Siapa yang payah?” Pelan-pelan, Loka menggulirkan netra ke kanan—menuju arah suara tersebut berasal. Harum jahe memenuhi indera penciuman gadis itu, dia sedikit terkejut mendapati Atma dengan semangkok wedang jahe dan juga ubi rebus. Pria itu menaruh semua makanan di atas meja kayu buatannya sendiri dan duduk di bawah, menunggui Loka yang masih terbaring di atas ranjang karena kelelahan. Mereka berada di rumah Atma, tak jauh dari sungai te