“Tch, benar-benar menyebalkan—” “Kisanak, tolong selamatkan aku, kumohon!”Belum sempat pria dengan rambut panjang sebahu yang tergerai bebas itu merampungkan kalimatnya, Loka sudah berlutut di hadapannya, menyatukan kedua tangan seolah tengah berdoa meminta harap pada pria tersebut. “E-eh? Apa yang kau lakukan tiba-tiba?”Pria itu mendadak kaget dengan perilaku Loka yang begitu tiba-tiba, dia juga tidak dapat melihat wajah dari sosok asing di depannya tersebut. Mendadak dia diam untuk beberapa saat. “Suhh, suhhh!”Tidak seperti bayangan Loka, dia justru mengusirnya seperti sedang mengusir hewan peliharaan. Namun, bukan Loka namanya jika dia menyerah begitu saja. Alih-alih berdiri dan pergi, gadis itu justru semakin mendekat lalu memeluk erat kaki pria tersebut—karena hanya dia yang bisa