“I-Ini saya, Yang Mulia.” Loka keluar dari balik semak-semak dengan kedua tangan terangkat ke atas, dia tidak berniat untuk kabur lalu menambah musuh di mana-mana. Terlebih, mereka adalah Nertaja dan Dharmawangsa, mungkin Loka bisa mempercayai mereka berdua. Nertaja mengerutkan alis sejenak untuk memperjelas penglihatan, dia kemudian membelalak lebar ketika melihat siapa itu. “Oh, aku mengenalmu! Kau gadis sanggar itu!” Berbeda dengan Nertaja, Dharmawangsa sadar akan kejanggalan dan langsung menghampiri Loka. Dia menatap Loka penuh curiga. “Kau, bagaimana kau bisa ada di sini?” “Dharma, ada apa? Mengapa kau memarahi Prajna?” Nertaja ikut mendekat dan mengerutkan alis pertanda tak suka dengan sikap tak sopan milik Dharmawangsa barusan. Loka kadang heran dengan hubungan mereka berdua, bu

