Wangi daun pandan serta bau gurih menguap dari balik dapur membuat Loka tidak berhenti meneteskan air liur sembari menunggu Atma—pria yang menawarkan diri untuk memasak dan dibantu oleh Rengga—adik Runa yang juga pandai mengolah bahan makanan itu keluar dari dapur sambil membawa semangkuk penuh makanan. Loka duduk di bangku sendirian, dia sambil memangku si putih, kucing kampung yang masuk dan hampir mencuri makanan karena lapar. Si putih dipangku oleh Loka dan bersikap tenang setelah diberi beberapa kepala ikan oleh Atma dengan wajah tidak rela. “Kau tahu? Bahkan kepala ikan itu sangat berharga!” Loka sampai menggeleng-geleng pelan mengingat kelakuan Atma seperti ibu-ibu pelit tak mau memberi uang jajan lebih pada anak ketika tukang cilok lewat. “Aaah, benar juga. Mungkin kalimatnya, u