“Ma-maafkan aku,” kata Loka dipenuhi rasa bersalah karena terlalu terburu-buru hingga menabrak orang lain. Inilah alasan kenapa Atma tidak ingin Loka berjalan sendirian di tempat ramai, sering buat masalah soalnya. Saat gadis itu mendongak untuk melihat wajah dari orang yang dia tabrak—meski Loka yang menabrak, justru dia yang jatuh karena perbedaan kekuatan tubuh. Lebih simpelnya, Loka terpental. Namun, mata Loka sontak membulat kaget saat melihat wajah tersebut. “Ka-kau!” pekik gadis itu, ia lalu berdiri dengan cepat sambil menunjuk ke arah sosok di hadapannya. Detil keterkejutan tidak hilang dari pupil Loka yang melebar seolah membuat kubangan hitam di tengah sana. Teriakan Loka tentu mengundang perhatian dari orang-orang pasar. Mereka melirik bingung ke arah dua orang di dekat toko i