“Apa sudah cukup bicaranya?” Aileen berkata dengan wajah malasnya. Berdebat dengan Catleen tidak akan ada habisnya. Jadi, dia tidak ingin meladeninya. “Aku memiliki urusan dengannya. Bantu aku membuat janji dengannya.” “Membantumu?” Cathleen mengeluarkan tawa mengejeknya. Dia cukup terkejut dengan permintaan Aileen. Selama ini, Aileen tidak pernah meminta bantuannya, meskipun terdesak sekalipun. “Atas dasar apa, aku harus membantumu?” “Cathleen, selama ini aku selalu membantumu setiap kau terkena masalah, dan selalu aku yang harus menanggung akibat dari masalah yang sering kau buat. Bukankah sudah saatnya kau membalasku?” Dulu, jika Cathleen membuat masalah, Aileen yang akan dijadikan kambing hitamnya. Dari sekolah hingga dewasa, Aileen yang selalu menanggung kesalahannya, hingga Aileen