Bab 9 Istri Sah Christian Li

802 Kata
Aileen baru menyadari kesalahannya saat mendengar ucapan Christian Li. Sejujurnya dia tidak berpikir sampai sana. Dia terlalu panik sampai tidak sempat berpikir saat berbicara tadi. Itu adalah akibat dari lejadian semalam saat dia menginjak pecahan kaca, membuatnya refleks berkata seperti itu. Dia takut Christian akan terluka seperti dirinya. “Maaf, aku tidak bermaksud begitu.” Itu hanya perwujudan dari refleksnya saja. Dia bahkan lupa kalau Christian Li lumpuh. Mungkin juga karena dia baru bangun, jadi pikirannya belum jernih sehingga dia lupa mengenai kondisi suaminya. Jika dia ingat, tidak mungkin dia berkata seperti itu. “Apa kau ingin minum?” Melihat gelas tersebut terjatuh ke lantai, Aileen menebak kalau pria itu mencoba meraih gelas, tapi tangannya tergelincir hingga mengakibatkan gelas itu terjatuh. “Akan aku ambilkan. Tunggu sebentar.” Saat Aileen akan bangkit dari sofa, Christian Li segera menghentikannya dengan suara dingin, “Tidak perlu,” tolaknya. “Panggil saja Bibi Nian. Dia yang biasanya membantuku.” Christian Li memang tidak terbiasa diurus oleh orang lain sejak dulu. “Tidak bisa. Mulai sekarang, aku yang akan merawat serta mengurus segala kebutuhanmu.” Kelopak mata Christian Li terangkat dengan cepat dan tatapan tajam pun dia layangkan pada Aileen. “Atas dasar apa kau merawatku?” tanyanya “Aku istrimu. Aku memiliki hak penuh atas dirimu.” Meskipun sedikit terkejut dengan jawaban Aileen, tapi ekspresi Christian terlihat sangat tenang. “Aku tidak pernah menggan—” "Aku tahu." Aileen langsung memotong ucapan Christian Li sebelum dia menyelesaikan ucapannya. “Aku tahu kau belum bisa menerimaku. Meskipun kau tidak suka denganku, kau harus menahannya, karena mulai sekarang aku yang bertanggung jawab untuk merawatmu.” Seketika itu juga suasana menjadi hening. Melihat Christian Li tidak membalas ucapannya lagi, Aileen akhirnya bangkit dari sofa dan berjalan dengan kaki yang pincang untuk mengambil alat kebersihan. Dia harus membersihkan pecahan tersebut sebelum mengenai kakinya lagi. Sepertinya, dia akan sering menjadi petugas kebersihan mulai sekarang. Baru saja dia memasuki kediaman keluarga Li kemarin, tapi sudah beberapa kali dia membersihkan kamar Christian Li. Usai membersihkan pecahan kaca tersebut, Alieen berjalan menuju sudut kamar untuk mengambil air minum untuk sang suami. Dispenser air itu sepertinya sengaja disediakan di kamar tersebut untuk memudahkan Christian Li, jika ingin mengambil air minum. “Ini minumlah.” Aileen menyodorkan gelas yang pada Christian Li, tapi tidak ditanggapi olehnya. "Apa perlu aku bantu?” tawar Aileen, melihat suaminya itu hanya diam sejak tadi. “Yang lumpuh itu kakiku, bukan tanganku.” Christian Li menyambar gelas tersebut, lalu meneguknya hingga habis. Setelah melihat Christian Li meletakkan gelas di atas nakas, Aileen berkata, “Saatnya mandi.” Kemudian, dia maju dua langkah mendekati Christian, lalu membungkuk ke arah suaminya. “Apa yang kau lakukan? Jangan menyentuh tubuhku!” Tangan Aileen langsung ditepis saat dia akan melingkarkan tangannya di pinggang Christian Li. “Tentu saja untuk membantu pindah ke kursi roda.” Aileen menegakkan kembali punggung sambil bersidekap di depan Christian Li. “Jika aku tidak membantumu, memangnya kau bisa pindah sendiri?” Jangan kira Aileen baik-baik saja setelah mengatakan itu. Meskipun terlihat tenang, tapi dalam hatinya dia merasa sangat takut. Tiba-tiba saja dia menyesal telah mengatakan itu. Sebenarnya dia hanya refleks mengatakan itu, karena suaminya itu terus menolak bantuannya. Padahal, dia dengan tulus ingin membantunya. “Kau … berani menghina kekuranganku?” Ekspresi wajahnya langsung berubah mengerikan. Detik selanjutnya, Christian Li menarik seringai tipis di bibirnya. "Sepertinya kau belum tau siapa aku." Seketika itu juga sekujur tubuhnya membeku dan punggungnya seperti dialiri hawa dingin. Bahkan, dia merasa dahinya sudah mengeluarkan keringat dingin dan kakinya mulai gemetar saat melihat seringai Christian Li. Seringai tipis yang jika diperhatikan seperti seringai iblis. Dia marah! Dia sedang marah besar. Habislah aku. Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan? Apa dia akan membunuhku seperti wanita-wanita itu? Sebelum Christian Li dipenuhi oleh amarah yang lebih besar lagi, Aileen segera membuka mulutnya. Dia harus segera menenangkan Christian Li, sebelum kemarahannya semakin besar. "Maafkan aku, Tuan Muda Li. Aku tidak bermaksud menghina kekuranganmu. Lain kali, aku akan lebih berhati-hati dalam berucap." Ekspresi Christian Li tidak juga berubah, meskipun Aileen sudah meminta maaf dengan ekspresi wajah menyesal. Sepertinya, Christian Li masih tidak terima dengan ucapan Aileen, terlihat dari ekspresinya yang tampak masih menyeramkan. Mungkin bagi Christian Li, menghina kekurangannya, sama saja melukai harga dirinya dan itu tidak ada kata maaf untuk itu. "Aku sungguh minta maaf. Aku tahu kau pasti merasa tidak nyaman denganku, tapi aku mohon mengertilah. Ini adalah tugasku, tidak mungkin aku membiarkan orang lain mengurusmu, sementara aku adalah istrimu.” Mendengar Aileen lagi-lagi menyebutkan statusnya, Christian Li tidak tahan untuk mencibirnya. “Lancar sekali mulutmu menyebut kata istri di depanku.” Meskipun takut, Aileen memberanikan diri untuk membalas ucapan suaminya. "Aku memang istrimu." Sambil meremas kedua tangannya, Aileen kembali bersuara, "Apa perlu aku tunjukkan akta nikah kita agar kau bisa melihat kalau aku memang istri sahmu?"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN