_Aku hanya ingin kamu. Iya, kamu. Rumah ternyaman yang selama ini aku cari_ Sangat sulit melepaskan diri, apalagi dengan posisi tidur Arik memeluknya erat. Tangan Nadia pegal, tapi sedikit saja pergerakan yang dilakukannya, maka lelaki itu langsung membuka mata. Seolah ia menyadari setiap gerak-gerik di tengah tidurnya. “Pak Arik, sudah siang. Saya mau mandi.” Akhirnya Nadia memberanikan diri menggeser kepala Arik yang menempel sempurna di lengannya “Masih pagi,” Gumam lelaki itu pelan. “Saya masih ngantuk.” Ia lantas mengeratkan pelukannya. “Tapi, Pak.” Waktu masih menunjukkan pukul enam pagi kurang, tapi Nadia sudah terbiasa bangun di waktu seperti itu. Kegiatannya di pagi hari lumayan banyak, dari mulai merapikan dapur sisa makan malamnya atau menyiapkan sarapan untuk menghemat