_Kamu memang tidak bersinar, tapi kamu mampu menuntunku keluar dari gelapnya duniaku_ “Capek banget, pengen nangis aja rasanya.” Keluh Mila. Tidak hanya Mila, tapi Nadia dan Hasan pun merasakan hal yang sama. “Syuting sialan!” Umpat Mila. “Sabar cinta, sedikit lagi.” Hasan menyemangati Mila, meskipun saat ini ia butuh penyemangat, yang bisa membangkitkan kembali semangatnya yang sudah mulai habis. “Nadia enak, ada penyemangat. Lah gue?!” Keluh Mila lagi. “Siapa yang nyemangatin gue?” tanya Nadia, disela kesibukannya menyelesaikan pekerjaan. “Siapa lagi kalau bukan ayang. Tuh!” Tunjuk Mila ke arah belakang Nadia, dimana Arik muncul di balik pintu dengan membawa empat kap kopi. “Pak Arik.” Nadia sedikit terkejut dengan kehadiran lelaki itu, pasalnya beberapa waktu lelaki itu s