_Semua yang ada padamu, aku rindu_ “Dingin banget,” Arik mengusap kedua tangannya secara berulang. Nafasnya mengeluarkan asap putih, dengan warna bibir mulai menggelap. Lelaki itu benar-benar kedinginan. “Mbak Nad nggak mau buatkan air minum untuk Pak Arik?” Tanya Keanu, dengan satu alis terangkat. “Atau aku yang buatkan?” Tanyanya lagi. “Aku aja.” Nadia beranjak dari tempat duduknya, bergegas segera menuju dapur untuk membuat minuman hangat. “Sepertinya Mbak Nadia gugup, nggak biasanya dia bengong kayak gitu.” Arik tersenyum, “Dia kelihatan baik-baik saja disini.” “Baik. Jarang marah-marah kayak dulu, tapi kasihan dia nggak punya temen dan nggak bisa ke mana-mana.” Arik menganggukkan kepalanya. Untuk sampai lebih awal dan lebih cepat, ia nekat melakukan perjalanan sendiri d