54. Aku memilih mati

1466 Kata

“Calon pengganti sibuk bener, baru nongol setelah sekian lama.” Sindir Abi, saat melihat Arik datang memenuhi undangannya. “Sibuk berbenah diri,” Dimas ikut menyindir dengan tatapan dan senyum jahil. Arik mengabaikan ucapan kedua temannya, ia memilih duduk usai memesan minuman. Jika bukan karena paksaan dari Abi dan juga karena Nadia tidak ada di Jakarta, mungkin Arik akan menolak dengan berbagai alasan. Arik memang menghindari pertemuan dengan kedua temannya, apalagi Dimas. Setelah kejadian beberapa waktu lalu dimana Dimas secara terang-terangan mengganggu Nadia, Arik tidak lagi menganggap mereka berteman baik. “Ada apa?” Tanya Arik, “Gue sibuk.” Arik menatap jam tangan di pergelangan tangannya, untuk meyakinkan bahwa ia benar-benar sibuk. “sekarang agak lain ya, ngajak ketemua

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN